Wong Cilik

Aku sempat terkaget pada waktu melihat berita di TV, ada bencana mirip tsunami tapi anehnya lokasi bukan di dekat laut atau pinggir laut seperti bencana tsunami pada umumnya. Bencana ini justru terjadi di pemukiman padat penduduk. Tepatnya di perbatasan Jakarta selatan dan kota Tangerang. Ternyata bencana yang terjadi bukanlah tsunami seperti yang terjadi di aceh beberapa tahun yang lalu. Melainkan bencana akibat tanggul atau DAM jebol dari waduk atau situ Gintung yang terletak di tangerang selatan.

Situ Gintung adalah danau buatan yang dibangun pada masa pemerintahan kolonial hindia belanda pada tahun 1930-an. Pembangunan situ ini awalnya ditujukan untuk mempermudah saluran irigasi untuk mengairi beberapa lahan persawahan yang memang pada saat itu banyak sekali lahan persawahan yang sangat membutuhkan pengairan terutama pada saat musim kemarau. Pada penguasaan orde baru, kawasan situ gintung dijadikan lahan resapan air untuk menampung air hujan dari Jakarta maupun dari kota Tangerang sendiri. Maka dibuatlah semacam hutan kecil di sekitar areal Situ Gintung. Situ Gintung pernah dilakukan renovasi yaitu sekitar tahun 1980-an, sejak renovasi pertama tersebut tidak pernah dilakukan renovasi atau perbaikan selanjutnya. Mungkin masyarakat terlalu percaya bahwa setiap bangunan yang dibangun pada masa pemerintahan hindia belanda, terkenal kuat dan dapat bertahan lama.

Mulai pada tahun 1990-an, kawasan Situ Gintung mulai di hampiri oleh para pengembang properti. Hal ini terjadi kemungkinan lahan di dalam kota yaitu di kota Jakarta maupun Tangerang sudah habis maka dijadikanlah areal pinggiran untuk lokasi pemukiman warga. Sampai pada akhir puncaknya yaitu sekitar tahun 2000-an, areal situ gintung yang pernah rimbun oleh jutaan aneka flora dan fauna, berubah menjadi pemukiman padat penduduk, sampai tidak tersisa lagi areal penghijauan yang ada. Padahal membangun kawasan pemukiman di areal Situ adalah keputusan yang sangat membahayakan. Pemerintah sudah melarang untuk mendirikan arel pemukiman radius 500m - 1km sekitar situ. Tujuan ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk melindungi bangunan situ agar tetap kokoh. Adanya tumbuhan dan pohon besar dimanfaatkan akarnya untuk dapat menahan tanggul dari luapan air dari situ pada saat musim hujan. Adanya hutan kecil di areal situ ini juga dapat digunakan sebagai lokasi wisata dan juga sebagai paru paru kota.

Kini hutan kota itu telah menjadi lautan padat penduduk, sehingga fungsi situ tidak seperti yang diharapkan. jika terjadi bencana alam, siapakah yang patut untuk disalahkan?
Label: edit post
0 Responses

Posting Komentar